"</h2

Sejarah Panjang Rokok Tembakau Di Dunia – Pada abad SM. Orang di dunia yang pertama kali merokok adalah orang India di Amerika, untuk tujuan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16, ketika orang-orang Eropa menemukan benua Amerika, beberapa penjelajah Eropa ini mencoba-coba merokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.

Selanjutnya kerutinan merokok akan muncul di lingkungan para bangsawan Eropa. Tetapi bedanya dengan orang India yang merokok buat kepentingan peribadatan di Eropa orang merokok sekadar untuk kepuasan semata. Pada abad ke-17 untuk para pedagang di Spanyol masuk ke Turki dan pada kala itu rutinitas merokok mulai datang dan masuk ke negara-negara Islam.

Pada abad ke-19, rokok mulai populer di seluruh dunia. Pembuatan rokok secara massa dan dijual belikan secara menguntungkan. Terpenting rokok banyak dikonsumsi oleh para tentara di Eropa semasa Perang Dunia ke II. Pada masa Itu rokok tetap diyakini sebagai barang yang aman dipakai. Untuk menghapus stres dan menghadirkan pengalaman yang bahagia. Tetapi pada abad yang ke-20 dalam penelitian menunjukkan maka rokok itu sangat berbahaya untuk kesehatan. Merokok dapat mengakibatkan bermacam penyakit antara lain kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru.

Rokok adalah sejenis silinder kertas yang berukuran panjang kisaran antara 70 dan 120 mm (bervariasi di setiap negara) dengan diameter perkiraan 10 mm yang isinya daun tembakau cincang. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat terhirup melalui mulut pada ujung yang lain.

Sigaret biasanya dijual dalam kemasan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang mudah dimasukkan ke dalam saku. Sejak beberapa tahun terakhir, paket-paket tersebut juga umumnya disertai dengan pesan-pesan kesehatan yang memperingatkan para perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh merokok, seperti kanker paru-paru atau serangan jantung, dan tahukah Anda bagaimana sejarah munculnya rokok? Berikut pembahasan selengkapnya:

Sejarah Panjang Rokok Tembakau Di Dunia

Rokok pertama kali digunakan oleh masyarakat dari suku di benua Amerika seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada mulanya berupa tembakau yang dibakar dan diisap melalui pipa. Aktivitas ini pertama diadakan pada saat gabungan beberapa suku agar menjalin hubungan antara suku yang berbeda. Namun selain mempererat hubungan antar suku banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan orang India menggunakannya sebagai media ritual melawan dewa-dewa mereka.

pada abad ke-16, ketika Christopher Columbus dan rombongan datang ke benua Amerika, beberapa di antara mereka mencoba untuk merokok. Dan hasilnya terpikat untuk mengangkut budaya pengisap pucuk ini ke benua asalnya yaitu negara Eropa. Sesudah tradisi ini dipindahkan ke Eropa. Seorang diplomat di Perancis yang tergoda untuk memasyhurkan ke seluruh Eropa. Jean Nicot yang namanya kemudian dijadikan istilah Nikotin. Kebiasaan merokok juga muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun berbeda dengan orang India yang menggunakannya untuk upacara ritual, bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka.

Popularitasnya yang bertambah pesat meningkat tajam di Eropa. John Rolfe menjadi sangat tertarik untuk mengembangbiakkan tembakau dengan sangat serius. Orang pertama adalah John Rolfe yang sukses menanamkan tembakau dalam jumlah yang sangat besar. Yang kemudian disusul dengan pengiriman dan perdagangan tembakau dari Amerika ke Eropa. Secara ilmiah manual pertanian tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.

Pada abad ke-17 para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kebiasaan merokok pun masuk ke negara-negara Islam.

Rokok kretek bermula di kota Kudus. Belum diketahui secara pasti asal muasal rokok kretek secara pasti. Menurut kisah hidup di kalangan pekerja pabrik rokok, sejarah kretek bermula dari ditemukannya Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya warga Kudus ini merasakan nyeri dada. Dia kemudian mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, rasa sakitnya mereda. Djamari kemudian bereksperimen dengan mencacah cengkeh dan mencampurkannya sama tembakau untuk digulung menjadi rokok.

Sejarah Rokok di Indonesia/Rokok Kretek

Kala itu menggulung rokok telah menjadi suatu kebiasaan untuk para kaum pria. Djamari mengerjakan perubahan dengan mengombinasikan cengkeh. Sesudah teratur menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasakan sakitnya hilang. Ia melaporkan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar dengan cepat. Permintaan akan “rokok obat” ini pun mengalir.

Djamari banyak melayani permintaan rokok kretek. Karena ketika dihisap, cengkeh yang dibakar mengeluarkan bunyi “keretek”, maka rokok temuan Djamari dikenal dengan sebutan “rokok kretek”. Awalnya rokok kretek ini dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering. Dijual per bundel yang tiap bundelnya terdiri dari 10 buah, tanpa ada casing kemasan sama sekali. Rokok kretek kini semakin dikenal. Konon Djamari meninggal pada tahun 1890. Identitas dan asal usulnya masih samar-samar. Hanya temuannya yang terus berkembang.

Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi perdagangan yang menarik di tangan Nitisemito, pionir industri rokok di Kudus. Usaha rokok mulai dari Nitisemito pada tahun ke 1906 dan pada tahun ke 1908 bisnis resmi tercatat dengan label Tjap Bal Tiga. Langkah Nitisemito bisa dikatakan menjadi tonggak pertumbuhan industri rokok kretek di Indonesia.

Menurut beberapa kronik legenda yang beredar di Pulau Jawa, rokok sudah dikenal sejak lama. Bahkan sebelum Haji Djamari dan Nitisemito memeloporinya. Tertulis dalam cerita Roro Mendut yang mengisahkan seorang putri Pati yang ipilih menjadi istri oleh Tumenggung Wiroguno. Salah satu kepercayaan panglima perang Sultan Agung yang mendagangkan rokok (kretek dengan bungkus daun jangung kering) klobot yang disenangi oleh pembeli. Terpenting oleh laki-laki karena rokoknya direkatkan dengan air liurnya.

By admin